Berbagi Cerita


Saat itu.... Masa itu... Di awal Maret 2020... Semua terasa berbeda, sejak pandemi sudah mulai merebak dan menjadi hantu yang menakutkan.  Banyak jiwa yang terenggut... 

Banyak faktor yang terdampak oleh situasi ini. 

Semua pihak tidak ada yang siap. Termasuk dengan aku yang selalu memiliki cara kerja yang terencana.  Semua rencana kegiatan dalam bentuk offline tidak bisa dilakukan. Semua rencana harus berubah bahkan harus di hentikan.  Demi keselamatan banyak pihak. 

Sebagai guru banyak hal yang harus berubah.  Sistem kerja tidak lagi bisa menggunakan cara-cara yang konvensional.  Kepanikan sekolah tentu saja berdampak bagi semua guru, siswa dan juga orang tua siswa.  perubahan sistem harus segera di lakukan.  Siap atau tidak siap semua sistem harus dijalankan dengan teknologi. 

Teknologi menjadi utama meski banyak sekali ketidaksiapan siswa dan orang tua siswa juga menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar. 

Semua harus di kerjakan dengan sistem digital.  Tentu tidak ada yang pernah ideal dalam penggunaan teknologi.  Yang pasti penguasaan teknologi digital harus di kuasai siswa dan guru. 

Semua pihak berusaha meng-educate guru dan siswa untuk bisa menguasai teknologi yang akan di gunakan dalam proses belajar mengajar. Workshop dan seminar diadakan demi mempercepat guru dan siswa memiliki ability dalam hal teknologi. 

Berbagai aplikasi diciptakan untuk mempermudah dan membantu guru dalam transfer ilmu.  Seberapa banyak aplikasi digunakan untuk mengajar tentu tidak akan sama dengan pembelajaran tatap muka. 



Sampai saat ini Maret 2021

Kondisi belumlah berubah, tidak ada yang tahu sampai kapan kondisi ini akan berakhir.  Meski vaksin sudah di berikan pada tenaga pengajar bukan serta merta pembelajaran diijinkan untuk tatap muka secara offline. 

Persiapan demi persiapan dilakukan untuk mempersiapkan jika pembelajaran akan diadakan dalam bentuk offline. 

Persiapan yang akan dilakukan adalah menggunakan sistem Hybrid.  Sistem dimana pembelajaran di lakukan dengan cara sebagian siswa belajar di kelas dan sebagian belajar di rumah.  Tentu saja setiap sekolah harus benar-benar mempersiapkan protokol kesehatan dengan ketat. 

Meski persiapan hybrid sudah diupayakan tentu sistem ini akan bisa diberlakukan jika kondisi negara sudah kondusif dan pemerintah mengijinkan sekolah untuk mengadakan pembelajaran tatap muka. 

Upaya sekolah dalam mempersiapkan pembelajaran harus tetap dilakukan supaya jika saat itu tiba  semua pihak sudah siap. 



Setiap Upaya adalah bentuk apapun merupakan tanggung jawab sekolah dalam mempersiapkan anak bangsa di era pandemi. 

Meski kondisi tidak semakin membaik bukan berarti kita pasrah menerima keadaan dengan hanya berdiam diri. 

Kucoba pengalaman baru dengan memperlebar kapasitas. Tidak hanya berhenti menjadi seorang pendidikan di satu sekolah tetapi mencoba berbagi ilmu dengan menulis dan menerbitkan buku. 

Setiap keadaan yang baik tidak harus berujung tidak baik pula.  Kita bisa hiasi dunia dengan karya.  Goreskan kertas dengan tinta warna warni sehingga menjadi gambar yang indah.  Hiasi hidup dengan berbagai hal yang bermanfaat sehingga hidup menjadi indah. 

Menulis dan membuat karya tentu akan sangat bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga orang disekitar kita. 

Menulis dan menerbitkannya dalam bentuk buku tentu menjadi "legacy" Anak cucu kita.  Jejak yang tak akan hilang seperti ketika kita membuat jejak di atas pasir yang di sapu ombak. 


Jangan remehkan kekuatan dari kata. Bahkan dengan kata kita bisa mengubah dunia,


Menulis... Menulis dan menulis... 

Menulis dengan hati❤💞


Comments

  1. Tulisan yang indah Bu, kalimat-kalimatnya sampai pada pembaca. Satu kalimat yang paling mempengaruhi saya "setiap keadaan yang tidak baik tidak harus berujung tidak baik pula". Kalimatnya mengandung begitu banyak makna, dan banyak pesan kepada si pembaca. Bahwa jangan pernah pesimis pada keadaan yang paling buruk sekalipun. Selalu ada hal lain yang bisa kita lakukan. Sebuah karya yang luar boasa dan menginspirasi bu.

    ReplyDelete
  2. "Jangan remehkan kekuatan dari kata. Bahkan dengan kata kita bisa mengubah dunia." Sungguh luar biasa pesan dari bu Endah. Jadi makin PD nih aku menulis. Semoga kami bisa mengikuti jejak bu Endah. Aamiin...

    ReplyDelete
  3. Menulis dan membuat karya tentu akan sangat bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga orang disekitar kita.

    Menulis dan menerbitkannya dalam bentuk buku tentu menjadi "legacy" Anak cucu kita. Jejak yang tak akan hilang seperti ketika kita membuat jejak di atas pasir yang di sapu ombak.

    SETUJU BANGETZ . . .
    Kereen semakin kesini, semakin bagus tulisan Bu Endah. Bunda kalah jauh. Bangga luar biasa atas prestasi ini. Sukses terus ya buu.

    Salam Literasi
    Bunda Lilis Sutikno
    Kupang-NTT

    ReplyDelete
  4. "setiap keadaan yang tidak baik harus berujung tidak baik". Sebuah kata bijak yang memiliki makna yang tersirat. Bahwa apapun keadaan yang sedang menimpa kita harus kita syukuri dan ambil hikmahnya. Karena sesuatu hal yang kita anggap baik belumlah tentu itu baik,dan sebaliknya sesuatu hal yang kita anggap buruk belum tentu buruk. Tinggal bagaimana kita menyikapi setiap keadaan/ situasi dan kondisi yang ada. Apa kita akan berdiam diri dengan keadaan tersebut atau sebaliknya,bergerak dan berkarya.

    ReplyDelete
  5. Tulisan Indah, padat dan berisi. Cetar membahana. Saya suka membacanya. Jadi guru harus kreatif, inovasti dan menyenangkan. Saatnya sekarang kita guru berinovasi terus belajar dan berkreasi. Apalagi saat pandemi pembelajaran harus dilakukan Dengan BDR atau PJJ jadi guru wajib hukumnya menguasai TIK untuk pembelajaran Digital. Istilah Guru Milenial.
    salam Literasi.

    ReplyDelete
  6. Sangat amat mewakili perasaan guru dimasa pandemi bu.
    Semua harus melek teknologi. Tidak ada alasan gaptek lagi supaya pembelajaran tetap jalan.

    ReplyDelete
  7. Luar biasa bu endah memang benar dimasa pandemi ini adalah ajang dimana bu guru harus melek IT, karena kalau tidak begitu tentu kita sebagai guru tidak dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dimasa pandemi atau istilah keren sekarang students wellbeing. Ada kata kata syarat makna yang saya tangkap dari ungkapan tulisan ibu " setiap keadaan yang tidak baik tidak harus berujung tidak baik. Artinya bagaimanapun kondisi dunia dan keadaannya yang menimpa kita, kita harus syukuri dan ambil hikmahnya. Buktinya dengan adanya pandemi akhirnya seorang guru harus melek IT, yang biasanya menggunakan hp hanya untuk nelpon dan Wa sekarang harus bisa belajar dari aplikasi yang ada sehingga bisa menciptakan sesuatu yang baru belajar dengan dunia maya. Dan ditambah lagi guru harus punya ide kreatif untuk menghasilkan suatu karya.salut buk tulisannya menginspirasi kita juga mau berkarya dengan mengandalkan kata kata yang bisa mengubah dunia.....

    ReplyDelete
  8. Menulis dan membuat karya tentu akan sangat bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga orang disekitar kita. Jangan remehkan kekuatan dari kata. Bahkan dengan kata kita bisa mengubah dunia.
    Poin yang sangat penting dan menancap ke hati. Ini mengingatkankanku untuk semangat berkarya bagi sekitar yaitu dengan menulis.
    Terimakasih bu endah.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PENGEMBANGAN KURIKULUM MERDEKA MENGGUNAKAN UNDERSTANDING BY DESIGN

TATIKA