Percaya saja...

 


Dimulai dari perasaan yang tidak nyaman ketika berat badan mulai turun drastis.  Sempat senang karena berat tubuh sudah mulai seimbang dengan tinggi badan.  Banyak teman yang bertanya apakah aku sedang diet dan ada yang menyampaikan kalau wajahku terlihat pucat.  Tapi ada perasaan berbeda ketika berat tubuh semakin turun tanpa tahu penyebabnya.  Dan yang lebih menggelisahkan adalah luka kaki yang tak kunjung sembuh sudah 3 bulan.  Pengobatan dari dokter seakan tak berdampak apa-apa. 

Sam

pai ada teman seorang tenaga medis menyampaikan kalau aku perlu melakukan tes laboratorium dengan pengawasan dokter. 

Satu hari kusempatkan diri untuk menjalani tes laboratorium dengan puasa 10 jam. Harap-harap cemas menanti hasil tes laboratorium ini.  Menunggu lama karena antrisn di rumah sakit begitu banyak pasien.  Tak kuhiraukan perutku yang lapar, aku hanya ingin tahu ada soa dengan tubuh ku. 

Selang 2 jam menunggu akhirnya hasil tes laboratorium sudah selesai dan harus menunggu lagi untuk bertemu dokter spesialis. 

Selang berapa lama akhirnya sampailah aku duduk berhadapan dengan seorang dokter senior yang dengan seksama meneliti hasil laboratorium ku. 

Karena tak sabar dengan hati-hati dan suara pelan kutanya dokter bagaimana hasil laboratorium yang sudah kujalani. 

Dokter menjawab dengan suara yang pelan tapi cukup membuat ku tersentak.  Dokter menerangkan kalau hasil laboratorium ku menunjukkan bahwa gula darah ku cukup tinggi.  

Deg.... Aku gak pernah terpikir memiliki penyakit yang ditakuti banyak orang.. Diabetes. 

Aku cukup gentar mendengar jawaban dokter, dan langsung mengingat ada teman yang memiliki diabetes dan harus amputasi 2 jari kakinya karena sudah tidak bisa diobati.  Aku langsung melihat kakiku yang sedang luka dan meminta keterangan pada dokter apakah luka kakiku juga efek dari penyakit ini. Dan dokter menyampaikan bawa itu benar. Harus ada tindakan medis untuk kakiku segera sebelum ada dampak yang fatal. 

Akhirnya aku harus mengikuti semua rangkaian proses medis untuk perawatan kakiku yang untuk menyembuhkan lukanya harus melalui proses operasi. 

Mendengar kata operasi harusnya tak membuatku takut lagi karena ini adalah operasi yang kesekian yang pernah kujalani.  Tapi tetap saja ini akan menjadi momen yang menegangkan. 

Aku mulai bingung mengatur pola makan bahkan aku jarang makan karena khawatir gula darah semakin tinggi.  Alhasil berat tubuh semakin turun. 

Dokter bedah menyarankan untuk operasi bedah di bagian kaki supaya luka bisa dibersihkan sampai pada akarnya

Tanggal operasi sudah ditetapkan dan perasaan tidak sejahtera mulai mengusikku membayangkan proses operasi dan kesehatan tubuhku . 

Orang-orang terdekat ku menyampaikan kalau aku akan baik-baik saja, berikan sama Tuhan, karena Dia yang memberikan kesembuhan.  Asal percaya saja dan disertai dengan ketaatan semua akan berjalan dengan lancar. 

Beriman dan percaya saja bahwa Tuhan pasti sanggup memberi pemulihan. 

Malam sehari sebelum waktu yang ditetapkan dokter untuk operasi menjadi malam yang menegangkan bagiku.  Betapa tidak, saat aku ingin beristirahat sepulang kerja sambil mempersiapkan keperluan untuk opname di Rumah Sakit tiba-tiba HP berbunyi dari nomor yang tak biasa, ternyata nomor Rumah sakit yang mengabarkan jika aku harus opname malam ini juga dengan alasan hasil laboratorium yang kujalani sehari sebelumnya terdeteksi bahwa kalium dalam tubuh ku terlalu rendah sehingga akan tidak baik jika ketika operasi kandungan kalium tubuh rendah.  Dokter anestesi menyarankan untuk opname segera supaya bisa memulihkan kalium. 

Setelah di observasi penyebab kalium tubuhmu rendah karena kandungan nutrisi dalam tubuh rendah dan itu di karenakan aku cuma makan sedikit dalam sehari sehingga asupan nutrisi tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh. 

Malam itu juga aku harus opname dan menjalani serangkaian test dari tes laboratorium lagi, tes PCR, foto torax, rekam jantung dan pengambilan sampel darah untuk keperluan operasi serta pemasangan infus dengan 3 selang untuk mengalirkan obat sudah terpasang dengan rapi meski ada rasa nyeri sedikit di tangan. Semua kujalani dengan memegang satu keyakinan bahwa Tuhan pasti menolongku. Percaya saja... Beriman saja... 

Yang menguatkan imanku adalah aku pernah mengalami berbagai hal dalam hidup ku dan Tuhan sudah menolongku. Sampai aku pernah mengalami terpapar COVID-19 varian Delta yang cukup parah Tuhan menyembuhkanku. 

Aku tak perlu khawatir... Beriman saja... Taat penuh pada Tuhan. 

Thank to the Lord, sebelum operasi dijalankan tes gula darah dilakukan, yang hasil sebelumnya gula darah sangat tinggi dan akan berbahaya jika melakukan tindakan operasi, ternyata hasil tes laboratorium menyatakan bahwa hasil gula darah sangat normal. Ini mujizat bagiku. 

Pagi hari semua persiapan Operasi mulai dilakukan. Aku menikmati saat ranjang tempatku berbaring mulai didorong menuju ruang operasi.  Sebelum nya aku sempatkan diri berdoa memohon pada Tuhan supaya aku sanggup melewati proses ini dan memohon semua proses operasi berjalan dengan baik. 

Saatnya operasi tiba suster dan dokter anestesi menyempatkan diri untuk berbincang denganmu sambil memasang semua peralatan dan memposisikanku untuk bisa ditangani dengan baik. Mereka memperlakukanku dengan sangat amat baik dan itu membuatku nyaman sampai obat bius membuatku tak sadar bahkan aku tak sempat menyapa dokter bedah yang akan menanganiku. Aku tak tahu berapa lama proses operasi dan waktu pulihku. Yang ku tahu aku buka mata dent perasaan seperti tak pernah terjadi apa-apa. Kulirik kakiku dan sudah terlihat dibebat dengan perban panjang dengan amat rapi. 

Aku bersyukur sudah melewatinya dan doaku dijawab oleh Tuhan aku tak mengalami kesakitan yang berarti.  Memang aku blm bisa berjalan langsung karena luka pasca operasi masih terasa sakit.  Kulewati hariku dengan menikmati segala kesakitan yang kurasakan saat berjalan. Kesakitanku tak membuat imanku lemah karena dari rasa sakit ini aku diingatkan bahwa aku masih di beri kehidupan. 



Dari rasa sakit ini aku belajar banyak hal tentang arti hidup bahwa kita manusia tidak bisa mengendalikan hidup karena yang memiliki hidup adalah Tuhan sendiri. Tugas kita adalah merawat diri dengan baik. Sakit ini bukan cobaan dari Tuhan tetapi konsekuensi yang harus kujalani karena selama ini aku tidak menjaga tubuh dengan baik.  Sakit ini mengingatkan ku untuk selalu hidup dengan taat dan beriman kepada Nya. 

Hari demi hari kulalui dan semua semakin membaik, berat tubuhku sudah mulai naik, gula darah ku sudah normal. Aku hanya perlu memiliki pola hidup yang sehat. 

Sehat hati sehat jasmani. 

Kini berjalan dengan normal adalah mujizat bagiku.... Thank Lord

Comments

  1. Tetap semangat ibu Endah😘 semoga sehat kembali🤲🙏

    ReplyDelete
  2. Tuhan pasti menguji iman seseorang, dengan sakit yg Tuhan berikan aoakah kita bisa menetima dengan iklas atau tidak. Dengan keiklasan yg kita punya Tuhan berikan balasan terindah untuk kita. Sehat selalu Bu 8ndah.. semangat.

    ReplyDelete
  3. Semoga selalu sehat wal'afiat,Bunda dan jaga pola makan yg sehat,Aamiin Ya Robalalamin

    ReplyDelete
  4. Ikut larut dalam kisah Bu Endah. Semoga Ibu sehat-sehat seterusnya ya..

    ReplyDelete
  5. Tetap semangat dalam menjalani hidup ya, Bu? Setiap orang memang menjalani takdirnya masing-masing. Allah tidak pernah salah dalam menetapkan takdir.

    ReplyDelete
  6. Semangat berjuang ibu tetaplah menulis, bercerita tentang apa yang dirasa. Dengan menulis meringankan beban serta berbagi pengalaman yang bisa menginspirasi orang lain

    ReplyDelete
  7. Semangat bu Endah apapun yang terjadi ,Tuhan pasti bri yg terbaik 🤗Tuhan yang sembuhkan dan pulihkan,amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin terimakasih. Tuhan memberkati kita semua

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PENGEMBANGAN KURIKULUM MERDEKA MENGGUNAKAN UNDERSTANDING BY DESIGN

TATIKA

Belajar dengan cara kreatif Seri Analisis : Berbeda Itu Indah