GURU TANPA KELAS : Work Without Wall
Work Without Wall
Oleh: Endah Winarsih, S.Pd
W
|
ork Without Wall (WWW) adalah suatu program yang setiap tahun selalu di
buat oleh sekolah tempat saya mengajar. Work without wall sering juga kami
sebut dengan fieldtrip atau
darmawisata. Intinya adalah siswa
belajar di luar kelas dengan melakukan penelitian dilapangan. Setelah melakukan penelitian siswa akan
membuat laporan dan dari hasil laporannya siswa akan mempresentasikannya. Isi laporan di buat dengan sistem integrated
subject, artinya dengan satu penelitian siswa dapat mempelajari banyak
pelajaran dan hasil akhirnya siswa mendapatkan nilai psikomotor dari berbagai
subject pelajaran. Banyak sekali
keuntungan metode pembelajaran dengan program Work Without Wall ini.Work Without Wall atau belajar tidak di dalam
kelas mengalami pengertian yang berbeda saat ini karena situasi dunia yang
sedang di landa pandemik. Belajar diluar
kelas benar-benar dilaksanakan dalam arti yang sesungguhnya. Siswa tidak lagi belajar di dalam kelas di
dalam ruagan yang berdinding. Tetapi
belajar di kelas secara virtual.
Metode pembelajaran saat
ini mengalami perubahan besar-besaran ketika pandemi merajalela di seluruh
dunia termasuk Indonesia. Bagaimana
tidak, virus yang menyerang dunia yang dikenal dengan Covid-19 ini benar-benar
membahayakan kelangsungan hidup manusia.
Ribuan nyawa sudah melayang akibat pandemi ini. Belajar dikelas sudah tidak memungkinkan
lagi. Semuanya harus dilakukan secara on
line yang membutuhkan tehnologi. Membuat
kelas secara virtual merupakan solusi terbaik saat ini dalam melaksanakan
pembelajaran.
Meluasnya dampak pandemik
COVID-19 yang terjadi di Indonesia
menimbulkan banyak dampak. Di dunia
pendidikan dampak yang dirasakan sangat banyak
sekali. Pendidikan kita di paksa untuk
berakselerasi denan adanya situasi saat ini.
Siswa tidak diijinkan datang kesekolah. Mereka harus tinggal di rumah
untuk menghindari banyaknya korban dari wabah COVID -19 saat ini. Sekolah harus memikirkan bagaimana melakukan
pembelajaran melalui moda daring (dalam jaringan). Yang semula sekolah harus dilakukan tatap
muka dengan minim tehnologi di paksa untuk menggunakan tehnologi tinggi. Sekolah yang memiliki fasilitas sederhana
juga harus melakukan sistem pembelajaran dengan moda daring. Gadget yang sebelumya dibatasi dalam
penggunaannya menjadi sarana wajib.
Dunia Pendidikan Indonesia harus menggunakan tehnologi untuk mensiasati
kebutuhan siswa dalam belajar. Teknologi informasi dan komunikasi sudah
berkembang sangat pesat sehingga mempengaruhi banyak aspek kehidupan
masyarakat.
Pengaruh perkembangan ini
tentu saja menimbulkan banyak dampak.
Dampak yang paling terlihat dalah dampak pada bidang sosial dan
budaya. Cara hidup masyarakat berubah
mengikuti perkembangan teknologi tersebut.
Banyak pekerjaan jadi lebih mudah ketika menggunakan teknologi,
khususnya dalam bidang pendidikan. Pada
saat teknologi sudah maju penggunaan buku paket sebagai pusat informasi sudah
mulai bergeser. Fungsi buku paket bukan lagi satu-satunya
media belajar bagi siswa. Siswa selain
mendapatkan informasi dan materi pelajaran dari keterangan guru dan buku paket,
kini sudah bisa mencari informasi sendiri melalui dunia internet. Kemudahan pencarian data dan informasi
melalui internet membuat siswa memilih untuk menggunakan internet. Yang menjadi masalah adalah ketika siswa menggunakan internet melalui gadget,
yang mereka cari tidak hanya data atau informasi melainkan untuk bermain game
atau sekedar bersosialisasi melalui media sosial. Media sosial dengan berbagai macam
bentuknya lebih menarik untuk dibuka
dibandingkan mencari data untuk pembelajaran.
Akibatnya banyak siswa sudah mulai mengabaikan buku paketnya dan
keinginan belajar menjadi rendah. Peserta
didik saat ini juga dipaksa untuk
menguasai gadget bukan hanya untuk bermain tetapi untuk belajar. Karena semua pembelajaran yang dijalankan
oleh sekolah dalam bentuk daring, Suka atau tidak suka peserta didik sudah harus mulai berpikir bagaimana
menggunakan banyak aplikasi untuk mengumpulkan tugas dari guru dan sekolahnya.
Ketika
sekolah terpaksa atau tidak wajib menggunakan pembelajaran dalam bentuk daring
otomatis semua guru harus dibekali dengan pengetahuan akan tehnologi yang
berhubungan dengan pembelajaran. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan guru sharing ilmu dan pembelajarannya meski tidak
melakukan tatap muka dengan peserta didik.
Semua guru di beri pilihan bagaimana menggunakan banyak aplikasi demi
kelancaran pembelajaran. Dari Dinas pendidikan kota menyarankan menggunakan
Microsoft 365. Dari pihak sekolah guru
diberi kebebasan dalam mengajar. Karena
seperti yang kita tahu saat ini pemerintah mendukung kemerdekaan mengajar. Saya
sendiri mencoba menggunakan berbagai aplikasi untuk mentransfer ilmu pada
peserta didik. Yang paling mudah di
akses siswa adalah media sosial WA, karena aplikasi ini sangat mudah digunakan
dan hampir semua tipe smartphone bisa compatible. Selain menggunakan WA, saya
juhga menggunakan aplikasi yang lain yang mulai ditawarkan oleh internet. Ternyata
tidak semua peserta didik memiliki fasilitas gadget yang memadai. Banyak aplikasi yang tidak bisa digunakan
untuk share ilmu. Tidak semua siswa
memiliki kuota untuk akses internet yang butuh kekuatan kuota yang sangat
tinggi. Selain itu tidak semua peserta
memiliki laptop atau smartphone yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan. Alasan ekonomi yang menyebabkan penyedian
fasilitas yang tidak memadai. Banyak
Orang tua mengeluhkan kebutuhan pendidikan jadi semakin tinggi dengan kebutuhan
kuota yang harus dpenuhi. Untuk memenuhi
kebutuhan belajar tentu saja pihak sekolah dan guru tidak memaksakan penggunaan
aplikasi yang sangat sulit digunakan siswa.
Dengan kondisi peserta didik yang memiliki fasilitas sedang ke bawah
tentu saja piihak sekolah harus bisa mengerti kondisi tersebut. Tetapi pembelajaran harus tetap
berjalan. Aplikasi yang digunakan
disessuaikan kemampuan fasilitas tehnologi yang dimiliki peserta didik. Fasilitas Zoom meeting, web ex dan skype
sangat susah untuk digunakan. Tetapi
fasilitas yang dimiliki google seperti google classroom , spread sheet, google form dan lainnya masih bisa digunakan
oleh peserta didik. Untuk pemberian
materi pembelajaran saya sering
menggunakan ppt yang di share melalui WAG (whatsaap Group) dan untuk
memperjelas isi materi saya yang lagi senang menulis di blog tentu saja memilih
menggunakan blog sebagai sarana membagi materi.
Dan ternyata dengan materi yang di share saya melalui blog sangat mudah
di akses oleh siswa. Yang terpenting
dari pembelajaran e-learning yang
efektif adalah adanya keselarasan dan kesesuaian antara Materi, Aplikasi,
kemampuan tehnologi siswa dan ketersedian fasilitas yang dimiliki siswa. Hasil pembelajaran tidak hanya mementingkan
nilai kognitif tapi juga kemampuan psikomotor dan Nilai afektif. Teach your heart, teach your idea, teach
your life to our sweet student ....to be
better generation
Dapat istilah baru WWW. Work Without Wall
ReplyDeleteIya ibu...semoga bermanfaat Terimakasih
DeletePenjabaran yang lengkap. Information sekali. Lebih mantap kalau paragrafnya dibuat pendek-pendek, Bu 🙏
ReplyDeleteTerima kasih pak sarannya
DeleteMantaappp mata kerja kelas untuk Mengakhiri sampai pada titik terakhir.
ReplyDeleteDi sekolah saya juga ada program seperti ini, dalam satu semester dua kali dilakukan.
Terimakasih untuk istilah www - nya
Mari saling berbagi pengalaman pak Indra...
ReplyDeleteKeren istilahnya, mantul programnya..
ReplyDeleteTerima kasih bu Tini. Mari berbagi pengalaman
DeleteLuar biasa. Tetap semangat ya. Krisan sedikit bileh ya. Tolong paragrafnya jangan terlalu panjang. Any way tulisam sudah bagus.
ReplyDeleteIya Pak. Terimakasih Krisan nya... Semangat Literasi
Delete