MOTIVASI MENULIS DAN BERPRESTASI

Kamis, 07 Mei 2020



MOTIVASI MENULIS DAN BERPRESTASI


Tema               : Motivasi Menulis dan Berprestasi
Waktu             : Kamis, 8 Mei 2020
Pukul               : 13.00 – 15.00
Narasumber    : Dr. Imron Rosidi
Oleh : Endah Win

Pada saat ini ternyata dunia literasi semakin marak di iklankan di mana-mana? 
Mengapa demikian? hal ini disebabkan karena rendahnya daya baca generasi sekarang.  Gener lebih memilih untuk bermain dengan gadgetnya ketimbang harus membaca.  Jika didepannya ada buku dan Hp saya percaya pasti banyak anak yang akan mengambil Hp dari pada buku.

Selain rendahnya keinginan baca siswa, yang ingin ditingkatkan dalam dunial liteerasi adalah daya tulis para guru.  Karena begitu sibuknya guru dalam dunia mengajar sampai dengan kesibukan administrasi mengakibatkan guru tidak punya waktu lebih untuk membuat suatu tulisan dalam bentuk buku.'
Seorang guru terdidik untuk membaca materi sebelum di transfer ilmunya kepada peserta didiknya.  Sehingga guru bisa memiliki ilmu yang lebih. Tetapi sayangnya guru hanya menjadi pembaca saja tanpa ada keinginan untuk membuat buku sendiri.  Paling tidak membuat buku ajar atau hanya LKS.
Guru memilih untuk mengkonsumsi buku orang lain yang sudah beredar dipasaran.  Hanya memilih buku yang ingin dipakai pada saat mengajar.  Padahal buku yang dibuat orang lain terkadang susah diterapkan di sekolah tertentu karena fasilitas yang dimiliki sekolah masing-masing berbeda.
Untk menjadi guru berprestasi salah satu indikator yang jadi penilaian adalah buku yang pernah dibuat oleh calon guru berprestasi.  Banyak guru yang berkualitas tapi tidak bisa sampai menjadi guru berprestasi hanya karena tdak pernah menerbitkan bukunya sendiri,

Pada dasarnya semua orang bisa menulis apalagi seorang guru? . Sebenarnya tidak ada orang yang tidak bisa menulis buku. Yang ada adalah orang yang tidak mau menulis buku. Menulis itu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan. Semua orang punya itu. Berarti pastilah bisa menulis. Mengapa seseorang bisa dengan lancar berbicara tanpa mikir. Tapi ketika menulis mengapa tidak? Padahal keduanya sama, yaitu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan.
Ada 4 syarat supaya kita bisa membuat buku , yaitu 
mau, 
tekun, 
nekat, dan 
baca. 

Dengan bisa menghasilkan buku sebenarnya seorang guru bisa dikatakan sebagai guru berprestasi, Karena dengan menulis karyanya dalam bentuk buku seorang guru sudah bisa membuktikan kualitas guru tersebut. Guru yang berkualitas adalah guru yang mau berkarya dan salah satunya adalah menulis.  Melalui tulisannyalah seorang guru bisa dikenal.  Dalam bukunya pasti banyak sekali gagasan atau ide yang bagus yang ingin di sampaikan pada para pembaca.  Dan ketika ide gagasan tersebut diikuti oleh banuak orang berarti guru tersebut berhasil

Ada banyak alasan Mengapa guru tidak menulis, Penyebab utamanya adalah  Pertama belum menemukan alasan mengapa harus menulis, dan  kedua tidak tahu cara menulis. Berarti kita perlu mengetahui alasan menulis dan cara menulis.
Menulislah dengan jelek dan jangan takut salah. SEBAB Orang yang tidak pernah salah hanyalah orang yang tak pernah berbuat apa-apa. Menulis itu keterampilan. Maka harus terus berlatih. Berlatih menulis, bukan dipelajari. Sebagaimana pemain sepal bola. Dia harus terus berlatih. Tetapi dia juga perlu vitamin. Vitaminnya seorang penulis adalah buku-buku tentang teori menulis dan hal yang berhubungan dengan menulis.
Biarlah tulisan kita awalnya tidak terlalu bagus. Dengan terus berlatih akan ada peningkatan, dari segi kedalaman konten maupun bahasa. Pengalaman menulis buku, bisa diawali dengan menulis LKS. Dari LKS ini justru bisa mendapatkan semuanya.                
Setelah itu bisa menulis buku umum untuk dilombakan di tingkat nasional. Pak Imron 2 kali juara nasional. Selanjutnya menulis buku pelajaran dan sekarang aktif menulis buku perkuliahan dan umum. Bisa diawali diawali dengan menulis buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen. Lanjut  ke buku umum, atau buku-biku motivasi dan buku pelajaran. Jika dilakukan pasti bisa. Jika mau mengirimkan karya ke penerbit harus melihat visi penerbit tersebut.

Hal yang bisa kita pelajari dari narasumber :

1. Bagaimana teknis menulis buku pelajaran yang menarik? Siswa milenial (meski tidak semuanya) kenyataannya kurang suka membaca buku, lebih menyukai youtube.
Kita harus melihat dulu, siapa pembacanya. Masalah siswa sekarang lebih suka youtube karena memang peradabannya sudah seperti itu. Setiap hari dan detik buka HP, bukan buka buku.

2. Passion lebih ke buku nonfiksi. Di buku non fiksi, apakah daftar pustaka disematkan juga dalam isi buku, ataukah cukup disematkan di bagian daftar pustaka saja? Biasanya untuk terbitan pertama, penerbit akan mencetak bukunya sejumlah berapa eksemplar? Untuk di buku antologi pemberian sistem royaltinya bagaimana? Sebaiknya sebagai penulis pemula, ke penerbit mana ya pak kita dapat menawarkan buku kita?
Daftar pustaka hanya di akhir tulisan. Bisa juga dengan diberi footnote. Tergantung prediksi penerbit. Maaf, buku saya yang akan diterbitkan Kanisius Jogja, masih proses, akan diterbitkan 5 ribu eksemplar. Kalau menerbitkan sendiri 5 eksemplar bisa, 100 juga bisa. Biasanya penerbit major tidak menerbitkan buku antologi yang royokan. Sebagai penulis pemula, ke penernit indie atau menerbitkan sendiri dulu. Artinya dengan biaya sendiri. nanti kalau dirasa tulisan kita bagus, baru kirim ke major.

3.  Langah awal apa yang bisa memberi semangat penulis?
Seorang penulis itu harus selalu mempersejatai dengan sebuah pena. Sekarang bisa dengan HP untuk mencatat ide yang muncul tiba-tiba. Tidak boleh ditunda. Terus tentukan, tulis dalam bentuk yang paling sederhana, artikel populer. Ini hanya 3 s.d. 5 halaman.

4. Bagaimana menyelaraskan motivasi dan passion?
Gairah dan motivasi itu sejoli dan berjodoh. Misalnya motivasi menulis agar siswa bangga akan memunculkan gairah. Gairah bertambah jika tulisan diterbitkan dan akhirnya terus menulis terus.

5. Bagaimana tahapan membuka dan menutup paragraf?
Paragraf bisa dimulai dari kalimat utama yang bersifat umum. Kemudian diikuti kalimat penjelas. Paragraf diakhiri jika penjelasan dirasa cukup.

6. Apakah buku untuk kenakan pangkat golong III dan IV berbeda?
Tidak berbeda. Untuk buku ber-ISNB nilai 3 dan tidak ber-ISBN nilai 1.5.

7. Kapan Bapak mulai menulis? Bagiamana jika banyak urusan tetapi harus meluangkan waktu untuk menulis?
Mulai menulis sejak mahasiswa. Penulis harus mau mengorbankan waktu untuk menulis. Baca terus dan kirim ke majalah atau surat kabar. Misal ke radar dulu. Satu kali terbit maka nama akan dicatat oleh tim redaktur. Narasumber (Bapak Imron) menjadi kepala sekolah, mengajar di dua pondok pesantren dan satu perguruan tinggi, tetapi tetap menyempatkan menulis. Beliau mewajibkan diri menulis pada malam hari.

8.  Mohon info penerbit dan karakterstik tulisan yang diterima. Kumpulam puisi dan cerpen seperti apa yang bisa untuk kenaikan pangkat?
Untuk ke penerbit mayor usahakan terkenal dulu. Untuk tahu visi miis penerbit bisa ketik google. Kumpulan puisi lebih dari 20 nilai 2. Lebih dari 40 nilai 4. Kumpulan cerpen lebih dari 10 cerpen nilai 2. Lebih dari 20 cerpen nilai 4.

9.  Bagaimana kiat cara cepat baca buku? Dalam sehari baca berapa buku?
Seorang penulis harus punya banyak buku dan banyak baca buku. Tergantung kebutuhan.

 10.  Pengajuan DUPAK berdasarkan PeremengPan No 19 Tahun 2009 dan Permen No 35 Tahun 2010 apa belum terbit aturan yang baru? Apakah publikasi ilmiah ke IV b harus diseminarkan?
Peremen masih tetap berlaku, tetapi sekarang ada revisi. Yang diseminarkan adalah PTK.

11.  Ingin penulis menulis buku pembelajaran fisika, tetapi ragu dan kurang PD. Bisa diberikan tips menulis?
Sebelum menulis buku lakukan 3P: Person, Paper, Place. Person: banyak berdiskusi dengan orang-orang atau para ahli tentang apa yang akan kita tulis. Paper: membeli atau mengumpulkan berbagai buku, majalah, jurnal dan lain-lain yang sesuai dengan materi yang akan kita tulis. Place: mendatangi tempat yang akan kita tulis. Kalau mau menulis tentang pesantren ya banyak datang ke pesantren.

 12. Apakah bunga rampai ada nilai kreditya?
Kalau yang dimaksud kumpulan puisi atau kumpulan cerpen ada kredit poinnya untuk kenaikan pangkat.

 13.  Apa yang melatarbelakangi Pak Imron menulis LKS?
Pada tahun 90-an banyak bermunculan LKS yang hanya berupa pertanyaan dan titik-titik. Beliau ingin membuat LKS yang berbeda.


Prestasi yang pernah diraih Narasumber
1)    Juara III Lomba Penulisan Buku tingkat nasional tahun 2004
2)    Juara III Lomba Karya Ilmiah Jawa Timur tahun 2005
3)    Juara II tingkat Nasional Lomba Keberhasilan Guru tahun 2006
4)    Terpilih sebagai peserta pertukaran tokoh masyarakat Indonesia-Amerika 2006
5)    Juara II  Lomba Penulisan Buku tingkat nasional tahun 2009
6)    Penulis artikel terbaik versi majalah Media Jatim tahun 2010 dan 2011
7)    Juara I Guru Prestasi Tingkat nasional tahun 2011
8)    Juara I Guru Prestasi tingkat Jatim tahun 2011
9)    Terpilih menjadi peserta kunjungan ke Australia tahun 2013
10) Juara Lomba Best Practice Tingkat Nasional tahun 2014
11) Juara 1 Menulis Legenda Pasuruan 2016
12) Instruktur Nasional Kepala Sekolah Kurikulum 2013 Tahun 2015
13) Narasumber untuk Instruktur Nasional Kurikulum 2013 untuk guru
14) Narasumber penulisan buku tingkat nasional
15) Narasumber penyusunan PKB Guru dan KS
16) Penulis buku pelajaran, buku pendidikan dan buku umum dari penerbit UM Press, Kanisius, Sidogiri Press, dll.
17) Penulis artikel populer dalam majalah Media Jatim dan Radar Bromo serta artikel ilmiah pada beberapa Jurnal.
18) Juri Lomba Guru Prestasi Tingkat Jawa Timur selama 4 tahun
19) Koordinator penilaian DUPAK Guru dan KS tingkat Jawa Timur

           

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

PENGEMBANGAN KURIKULUM MERDEKA MENGGUNAKAN UNDERSTANDING BY DESIGN

TATIKA