PELATIHAN MENULIS bagian 4 BAGAIMANA MENJADI TRAINER YANG HANDAL
BELAJAR MENULIS 4
Resume 4
Pertemuan ke-4, Minggu 8 Maret 2020
Materi: BAGAIMANA MENJADI TRAINER YANG HANDAL
Pemateri : WIJAYA KUSUMA, S.Pd.,M.PD
Oleh : Endah W
Malam ini, Minggu 8 Maret 2020 adalah pertemuan perkuliahan yang ke-4 di group WA, dengan nara sumber Bapak Wijaya Kusuma M.Pd yang sapaan akrabnya Om jay. Beliau adalah ketua TIK Pusat, Pengurus PB PGRI dan Bapak Blogger Indonesia.
Beberapa hal yang di bahas dalam kelas antara lain adalah :
1. Menjaga stamina
Cara menjaga stamina :
a. Olahraga teratur
b. Menyayangi istri sepenuh hati dan sepenuh jiwa
c. Jaga stamina bersama pasangan,, cinta sejati itu tak pernah loyo
2. Mengelola waktu dengan baik
Cara mengelola waktu :
a. Lakukan kebiasaan setiap hari
Misalnya :
-menetapkan 4 kebiasaan rutin setiap hari seperti :
15 menit untuk menghafal ayat dalam kitab suci
30 menit untuk jogging.
15 menit untuk membaca buku tertentu untuk pengembangan diri
15 menit untuk meningkatkan kualitas diri
b. Bagilah waktu secara proporsional
Waktu kita didunia sama 24 jam.
Kita bagi 3,,waktu didunia nyata, dunia maya, dunia mimpi. Kalau waktu itu kita kelola dengan baik kita akan sukses dunia dan akhirat.
c. Terima job hari libur, sabtu atau minggu sehingga tidak mengganggu kewajiban kita di jam mengajar,, siswa tidak dirugikan atasan juga mengizinkan
**Cara mengatasi kelemahan waktu untuk membaca padahal untuk menuangkan tulisan harus banyak referensi.
jika tidak membaca kita akan kehilangan kosa kata, sebab rajin menulis harus rajin membaca. Rabun membaca lumpuh menulis pesan dari penyair terkenal Taufik Ismail.
3. Selalu menulis
Kiat menulis :
a. Mulailah menulis yang disukai atau dikuasai.
b. Menulislah dari hati seperti yg diajarkan guru blogger kita bapak dede dwitagama dan agus sampurno
Rajinlah membaca karena dengan membaca kita dapat menambah kosakata, membaca dan menulis itu saling mendukung kalau kita rabun membaca maka akan lumpuh menulis
Sukses itu tidak selamanya tergantung pada kuantitas, tapi ia memerlukan konsistensi. Sukses itu tidak selamanya memerlukan kerja besar dan cita cita besar, tapi lebih memerlukan pembiasaan kebiasaan harian yang mudah tapi dilakukan seumur hidup. Buatlah keputusan untuk membangun kebiasaan harian yang rutin, tanpa membebani pikiran dengan kesuksesan besar. Jadi trainer adalah pilihan maka berilah sebanyak banyaknya.
Menjadi trainer adalah cara berbagi yang paling efisien. Hidup bermanfaat bagi sesama
"Hidup yang berdampak"
Resume 4
Pertemuan ke-4, Minggu 8 Maret 2020
Materi: BAGAIMANA MENJADI TRAINER YANG HANDAL
Pemateri : WIJAYA KUSUMA, S.Pd.,M.PD
Oleh : Endah W
Malam ini, Minggu 8 Maret 2020 adalah pertemuan perkuliahan yang ke-4 di group WA, dengan nara sumber Bapak Wijaya Kusuma M.Pd yang sapaan akrabnya Om jay. Beliau adalah ketua TIK Pusat, Pengurus PB PGRI dan Bapak Blogger Indonesia.
Beberapa hal yang di bahas dalam kelas antara lain adalah :
1. Menjaga stamina
Cara menjaga stamina :
a. Olahraga teratur
b. Menyayangi istri sepenuh hati dan sepenuh jiwa
c. Jaga stamina bersama pasangan,, cinta sejati itu tak pernah loyo
2. Mengelola waktu dengan baik
Cara mengelola waktu :
a. Lakukan kebiasaan setiap hari
Misalnya :
-menetapkan 4 kebiasaan rutin setiap hari seperti :
15 menit untuk menghafal ayat dalam kitab suci
30 menit untuk jogging.
15 menit untuk membaca buku tertentu untuk pengembangan diri
15 menit untuk meningkatkan kualitas diri
b. Bagilah waktu secara proporsional
Waktu kita didunia sama 24 jam.
Kita bagi 3,,waktu didunia nyata, dunia maya, dunia mimpi. Kalau waktu itu kita kelola dengan baik kita akan sukses dunia dan akhirat.
c. Terima job hari libur, sabtu atau minggu sehingga tidak mengganggu kewajiban kita di jam mengajar,, siswa tidak dirugikan atasan juga mengizinkan
**Cara mengatasi kelemahan waktu untuk membaca padahal untuk menuangkan tulisan harus banyak referensi.
jika tidak membaca kita akan kehilangan kosa kata, sebab rajin menulis harus rajin membaca. Rabun membaca lumpuh menulis pesan dari penyair terkenal Taufik Ismail.
3. Selalu menulis
Kiat menulis :
a. Mulailah menulis yang disukai atau dikuasai.
b. Menulislah dari hati seperti yg diajarkan guru blogger kita bapak dede dwitagama dan agus sampurno
Rajinlah membaca karena dengan membaca kita dapat menambah kosakata, membaca dan menulis itu saling mendukung kalau kita rabun membaca maka akan lumpuh menulis
Sukses itu tidak selamanya tergantung pada kuantitas, tapi ia memerlukan konsistensi. Sukses itu tidak selamanya memerlukan kerja besar dan cita cita besar, tapi lebih memerlukan pembiasaan kebiasaan harian yang mudah tapi dilakukan seumur hidup. Buatlah keputusan untuk membangun kebiasaan harian yang rutin, tanpa membebani pikiran dengan kesuksesan besar. Jadi trainer adalah pilihan maka berilah sebanyak banyaknya.
Menjadi trainer adalah cara berbagi yang paling efisien. Hidup bermanfaat bagi sesama
"Hidup yang berdampak"
BELAJAR MENULIS 3
ReplyDeleteBELAJAR MENULIS 3
Resume3
Pertemuan ke-3, Jumat 6 Maret 2020
Materi: Mengapa Menulis
Pemateri : Bpk. Dudung Nurullah Koswara
Oleh : Endah W
Menjadi penulis bagi saya adalah suatu cita-cita yang belum kesampaian....menulis buku masih berupa suatu harapan.
Ketika ada kesempatan belajar bagaimana menulis sebuah buku tentu saja menjadi secercah harapan yang mulai timbul lagi.
Berusaha mengikuti beberapa group online untuk mewujudkannya. Pada akhirnya setelah mengikuti group penulis ternyata niat saja tidak cukup karena banyak sekali kendala yang dihadapi untuk memulai belajar menulis.
Kesibukan pekerjaan dan kegiatan sosial yang sangat padat, ternyata benar-benar menyita waktu sehingga kadang waktu yang sangat sedikit seringkali dipakai hanya untuk istirahat.
Tentu saja jika kita mengikuti rutinitas seperti ini, maka kita tidak akan produktif dalam kegiatan menulis.
Perlu konsisten yang amat tinggi untuk tetap produktif, meski harus dengan memaksa diri sendiri untuk menggerakkan jari supaya bisa menghasilkan suatu tulisan.
Ketika Jumat malam memulai kelas online belajar menulis bagian ke-3 benar-benar membuat hati gelisah karena hari Sabtu sudah ada rencana mengadakan perjalanan ke luar kota.
Sempat terpikir bagaimana menulis dan apa bisa mengumpulkan tugas resume ke-3 dikumpulkan secara ontime.
Mengikuti percakapan tentang pengalaman teman-teman yang tergabung dalam kelas online ini membuat saya tetap bersemangat untuk menulis.
MENGAPA MENULIS ?
Bagi saya menulis sama dengan berbicara....akan mempengaruhi orang yang sedang mendengar pembicaraan kita atau yang membaca tulisan kita.
Bermanfaat atau tidak tergantung pada reaksi dari orang yang membaca tulisan kita. Kalau menulis adalah sarana kita untuk berbagi hal biak eh baik dengan orang lain, mengapa tidak kita menulis?
Berikut ini Hasil belajar menulis di sesi ke 3:
Nara sumber adalah Bpk Dudung Nurullah Koswara. Salah satu Ketua PGRI, dan juga guru di SMA Negeri di Sukabumi Jawa Barat.
Pak Dudung menyapa kami dengan memberi salam dan siap bertukar pikiran berkaitan dengan menulis. Beliau melontarkan pertanyaan yang tidak perlu jawaban dari kami "Mengapa saya menulis?
Mengapa Menulis?
Menurut narasumber :
Pertama, menulis itu mengalirkan perspektif kita tentang sesuatu. Mengasah artikulasi tentang suatu hal. Menulis tidak harus baik namun setidaknya kita dapat melihat sejauh mana kebodohan bahkan potensi kita dalam menulis. Justru narasi yang kita tulis adalah cermin literatif kita.
Kedua, menulis itu bisa menjadi ekspresi perlawanan kita tentang sesuatu yang menurut kita tidak adil atau ada ketidakadilan.
Penulis adalah kesatria pembela kebenaran, pedangnya pena atau jari kita.
Menulis adalah bela diri bukan hanya pencak silat atau angkat senjata.
Ketiga, menulis itu narcis literatif. Aha kalau kita hanya selfie selfie saja semua orang juga bisa. Bahkan anak SD juga ahli. Namun menulis itu sangat keren, mengapa? Karena menulis itu yang gampang tapi dianggap sulit. Ini anggapan sesat yang menyebabkan ribuan orang tidak menulis. Mereka seakan lupa bahwa menulis itu bukan kemampuan tapi kemauan.
Kesimpulan pentingnya menulis:
1. Dengan menulis kita bisa mengukur kemampuan literatif diri sendiri dalam menyikapi suatu situasi
2. Menulis dengan cara yang baik dapat digunakan dalam melawan issue ketidak adilan yang ada di masyarakat
3. Menulis adalah cara aktualisasi diri seperti ketika kita selfie
Terima kasih pak Dudung Nurullah Koswara (DNK). Materi yang anda sampaikan semalam sangat menginspirasi kami para peserta belajar menulis bersama Omjay.