Seri Konseling Bagian 1 : Orang tua Vs Anak Remaja
Kesalahan Orang tua dalam Menghadapi Anak yang Sudah Remaja
Tidak sedikit kasus yang terjadi pada anak remaja yang ditimbulkan oleh ketidakharmonisan hubungan antara anak dan orang tua. Biasanya hubungan anak dan orang tua terjadi ketika Anka sudah tumbuh menjadi remaja. Banyak orang tua mengeluhkan tentang anaknya yang mulai tidak taat dan tidak disiplin lagi. Anak dianggap sudah kehilangan nilai-nilai baik yang sejak kecil sudah ditanamkan oleh para orang tua.
Pada periode ini jika penanganan orang tua salah maka akan menimbulkan dampak negatif yang bisa merugikan keluarga. Pendidikan awal seorang anak di mulai dari rumah. Tentu saja pengaruh lain selain keluarga jg banyak, dan hal ini menentukan karakter seorang anak yang sedang beranjak remaja.
Kegagalan mendidik anak remaja tentu saja akan mempengaruhi kehidupan anak kedepannya. Semua orang tua pasti sayang terhadap anaknya dan akan memberi yang terbaik buat buah hatinya oleh karena itu keharmonisan keluarga dan hubungan antara anak dengan orang tuanya harus terjaga dengan baik.
Untuk tetap menjaga hubungan baik dengan anak yang beranjak remaja orang tua perlu mengetahui perkembangan anak secara rohani maupun jasmani. Orang tua perlu memahami kebutuhannya tidak sama lagi seperti ketika masih kanak-kanak.
Beberapa faktor yang harus dimengerti orang tua untuk memahami anaknya yapng sudah remaja antara lain:
1. Anak remaja merasa dirinya sudah dewasa padahal tahapan usia nya belum memancapai kedewasan secara rohani.
2. Anak remaja cenderung ingin diperlakukan seperti orang dewasa tetapi bentuk tanggung jawanya belum matang
3. Kebutuhan jasmani dan rohani anak remaja sudah tidak sama lagi seperti pada saat mereka mau kanak-kanak
4. Teladan yang mereka ambil tidak melulu dari orang tua saja. Tetapi orang-orang yang apda dilingkungan nya akan sangat mempengaruhi, seperti teman-teman sebayanya serta orang terdekatnya
5. Mulai ada ketertarikan pada lawan jenis. Secara normal hal ini seharusnya menjadi wajar kalau mereka hanya sebatas senang punya teman dekat.
6. Anak remaja sudah memiliki prinsip yang dianggap nya benar, meski terkadang prinsip yang di pegang nya hanya bertujuan untuk menyenangkan dirinya sendiri.
Jika para orang tua memahami perkembangan anak remaja dengan baik tentu hubungan yg terjalin antara anak dan orang tua akan baik.
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang tua tanpa sadar antara lain:
1. Memperlakukan anak remaja seperti anak kecil. Orang tua sering mendikte anaknya dengan cara seperti anak kecil, hal ini tentu saja membuat si anak yang sedang tumbuh menjadi anak remaja menjadi tidak suka. Perilaku yang sering di pakai untuk menjawab orang tuanya adalah menolak spa yang di diktekan kepadanya dengan alasan sudah tahu atau untuk anak-anak yang cenderung pendiam mereka memilih tidak menjawab lalu pergi. Tentu saja jawaban balasan anak tidak sesuai yang diharapkan orang tuanya, ujung-ujungnya adalah kemarahan orang tua yang berakibat di anak makin menjauh dari orang tua.
2. Orang tua membandingkan anaknya dengan anak lain yang dianggap lebih pinter,lebih baik dan lebih yang lain. Hal ini yang paling tidak disukai dari anak remaja yang ingin tampil menjadi dirinya sendiri. Bahkan jika dibandingkan dengan adik atau kakak nya sendiri pasti membuat anak menjadi marah bahkan tidak menyukai perlakuan orang tuanya. Kalau sudah seperti ini anak akan merasa orang tuanya tidak menyukai nya lagi dan akhirnya anak skan memilih untuk membatasi diri dengan orang tuanya
3. Orang tua terlampau mempercayai anaknya sudah benar-benar dewasa (padahal masih remaja) sehingga orang tua cenderung melepaskan anak dengan memberikan kebebasan berlebihan. Anak akan merasakan kebebasan dan kemerdekaan. Jika kebebasan yang diberikan tanpa pantauan yang jelas maka orang tua jangan menyesal jika suatu ketika anak lebih menyukai dunia nya dibandingkan dengan orang tuanya. Karena kebebasan yang diberikan orang tua dianggap sebagai pembiaran atau perasaan orang tua yang mulai tidak sayang pada dirinya. Prilaku anak remaja yang diberikan kebebasan biasanya cenderung tidak sopan, tidak disiplin dan memiliki tanggung jawab yang rendah
3. Orang tua yang overprotektif. Biasanya orang tua melakukan proteksi yang tinggi pada anaknya memiliki tujuan yan baik, tetapi hasilnya mungkin malah hal-hal negatif yang terjadi. Orang tua takut anaknya terjerumus pada pergaulan yang salah atau khawatir spbaknya jadi baphapn bully itu adaplah alasan utama para orang tua, sehingga memberikan banyak batasan bagi si anak dalam berkegiatan dengan teman-temannya. Anak uang aktif cenderung memberontak jika di perlakukan demikian, tetapi snalk yang pendiam akan menuruti nyap tanpa membantah. Model orang tua seperti ini tentu malah makin menjerumuskan si anak. Mengapa demikian?
Anak yangl aktiv tidak akan menghentikan kegiatan bersama teman-temamnya karena ada pembatasan orang tua, mereka merasa masa remajanya tidak seru jika mengikuti perintah orang tua nya, hasilnya adalah anak akan memberontak dan terjadi pertengkaran, atau anak akan menghindari pertengkaran dengan cara berbohong ketika akan berkegiatan dengan teman-temannya.
Untuk anak yang pendiam mereka akan pasrah saja dpengan pembatasan pergaulan yang di lakukan oleh orang tua nya, bergaul dengan teman yang lain sudah dianggap suatu kebutuhan. Hasilnya adalah anak menjadi kuper, tidak memiliki dunia luar dan minim pengalaman. Anak yang seperti ini biasanya introvert yang lebih parahnya mereka jadi anti sosial. Jika itu terjadi akan membahayakan orang-orang disekitarnya.
Parents Vs Child
Untuk menghindari ketidakharmonisan hubungan antara orang tua dan anak perlu ada solusi yang bisa diterima oleh kedua belah pihak
Parents+Child= Harmony
Keharmonisan keluarga tidak ditentukan oleh seberapa highclass keluarga tersebut. Keharmonisan keluarga ditentukan oleh seberapa hangat hubungan antara orang tua dan anak-anak nya.
Sangat jarang sekali ada kasus penyimpangan sosial yang dilakukan oleh remaja yang berlatar belakang keluarga yang harmonis. Setiap kasus pelanggaran yang dilakukan oleh remaja kebanyakan dari anak yang memiliki hubungan yang tidak bagus dengan keluarganya, anak yang kurang mendapatkan perhatian dari kasih sayang dari keluarga nya. Sehingga untuk pelariannya adalah mengikuti suatu pergaulan yang dianggap bisa menerima keberadaannya. Usia remaja adalah usia dimana anak dalam pencarian jati diri. Ketika anak memiliki pergaulan yang baik meski berlatar belakang keluarga yang tidak harmonis biasanya masih terkontrol prilakunya karena teman pergaulannya secara tidak langsung ikut membatasi pola perilaku anak tersebut.
Bagaimana menjaga hubungan Anak dan orang tua tetap terjaga?
Orang tua dalam keluarga memang menjadi sosok utama yang menjadi sumber pembelajaran bagi anak. Ketika masih kanak-kanak semua hal yang diajarkan anak akan lebih mudah diterima tanpa banyak penolakan. Tetapi ketika anak sudah beranjak menjadi remaja pengaruh pergaulan juga mempengaruhi jalan berpikir anak. Supaya orang tua tidak terlalu khawatir Dengan pergaulan anak maka orang tua harusnya terlibat dalam pergaulan anaknya yang menginjak remaja, tentu saja tidak harus mengikuti kemanapun anak pergi. Tetapi paling tidak yang mudah dilakukan orang tua adalah mengenal teman-teman anaknya. Sesekali mengundang teman-teman anaknya supaya orang tua tahu pergaulan seperti apa yang sedang diikuti anak nya. Selain harus mengenal pergaulan anak orang tua juga harus berperan menjadi sahabat dan teman baik bagi anaknya sehingga anak bisa dengan leluasa bercerita tentang hidup nya tanpa harus canggung. Orang tua juga harus memahami kebutuhan rohani anak untuk dimengerti. Meski demikian penanaman nilai kedisiplinan dan jiwa tanggung jawab juga sangat penting. Nilai- nilai baik yang lainpun juga harus ditanamkan dengan cara yang benar, bukan cara yang otoriter. Otoritas orang tua juga harus di jalankan secara konsisten. Orang tua yang konsisten pasti akan disegani oleh anaknya. Dengan demikian anak akan segan jika akan melakukan hal-hal buruk yang melanggar nilai-nilai yang sudah diajarkan orang tua nya dari rumah.
Tidak sedikit kasus yang terjadi pada anak remaja yang ditimbulkan oleh ketidakharmonisan hubungan antara anak dan orang tua. Biasanya hubungan anak dan orang tua terjadi ketika Anka sudah tumbuh menjadi remaja. Banyak orang tua mengeluhkan tentang anaknya yang mulai tidak taat dan tidak disiplin lagi. Anak dianggap sudah kehilangan nilai-nilai baik yang sejak kecil sudah ditanamkan oleh para orang tua.
Pada periode ini jika penanganan orang tua salah maka akan menimbulkan dampak negatif yang bisa merugikan keluarga. Pendidikan awal seorang anak di mulai dari rumah. Tentu saja pengaruh lain selain keluarga jg banyak, dan hal ini menentukan karakter seorang anak yang sedang beranjak remaja.
Kegagalan mendidik anak remaja tentu saja akan mempengaruhi kehidupan anak kedepannya. Semua orang tua pasti sayang terhadap anaknya dan akan memberi yang terbaik buat buah hatinya oleh karena itu keharmonisan keluarga dan hubungan antara anak dengan orang tuanya harus terjaga dengan baik.
Untuk tetap menjaga hubungan baik dengan anak yang beranjak remaja orang tua perlu mengetahui perkembangan anak secara rohani maupun jasmani. Orang tua perlu memahami kebutuhannya tidak sama lagi seperti ketika masih kanak-kanak.
Beberapa faktor yang harus dimengerti orang tua untuk memahami anaknya yapng sudah remaja antara lain:
1. Anak remaja merasa dirinya sudah dewasa padahal tahapan usia nya belum memancapai kedewasan secara rohani.
2. Anak remaja cenderung ingin diperlakukan seperti orang dewasa tetapi bentuk tanggung jawanya belum matang
3. Kebutuhan jasmani dan rohani anak remaja sudah tidak sama lagi seperti pada saat mereka mau kanak-kanak
4. Teladan yang mereka ambil tidak melulu dari orang tua saja. Tetapi orang-orang yang apda dilingkungan nya akan sangat mempengaruhi, seperti teman-teman sebayanya serta orang terdekatnya
5. Mulai ada ketertarikan pada lawan jenis. Secara normal hal ini seharusnya menjadi wajar kalau mereka hanya sebatas senang punya teman dekat.
6. Anak remaja sudah memiliki prinsip yang dianggap nya benar, meski terkadang prinsip yang di pegang nya hanya bertujuan untuk menyenangkan dirinya sendiri.
Jika para orang tua memahami perkembangan anak remaja dengan baik tentu hubungan yg terjalin antara anak dan orang tua akan baik.
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang tua tanpa sadar antara lain:
1. Memperlakukan anak remaja seperti anak kecil. Orang tua sering mendikte anaknya dengan cara seperti anak kecil, hal ini tentu saja membuat si anak yang sedang tumbuh menjadi anak remaja menjadi tidak suka. Perilaku yang sering di pakai untuk menjawab orang tuanya adalah menolak spa yang di diktekan kepadanya dengan alasan sudah tahu atau untuk anak-anak yang cenderung pendiam mereka memilih tidak menjawab lalu pergi. Tentu saja jawaban balasan anak tidak sesuai yang diharapkan orang tuanya, ujung-ujungnya adalah kemarahan orang tua yang berakibat di anak makin menjauh dari orang tua.
2. Orang tua membandingkan anaknya dengan anak lain yang dianggap lebih pinter,lebih baik dan lebih yang lain. Hal ini yang paling tidak disukai dari anak remaja yang ingin tampil menjadi dirinya sendiri. Bahkan jika dibandingkan dengan adik atau kakak nya sendiri pasti membuat anak menjadi marah bahkan tidak menyukai perlakuan orang tuanya. Kalau sudah seperti ini anak akan merasa orang tuanya tidak menyukai nya lagi dan akhirnya anak skan memilih untuk membatasi diri dengan orang tuanya
3. Orang tua terlampau mempercayai anaknya sudah benar-benar dewasa (padahal masih remaja) sehingga orang tua cenderung melepaskan anak dengan memberikan kebebasan berlebihan. Anak akan merasakan kebebasan dan kemerdekaan. Jika kebebasan yang diberikan tanpa pantauan yang jelas maka orang tua jangan menyesal jika suatu ketika anak lebih menyukai dunia nya dibandingkan dengan orang tuanya. Karena kebebasan yang diberikan orang tua dianggap sebagai pembiaran atau perasaan orang tua yang mulai tidak sayang pada dirinya. Prilaku anak remaja yang diberikan kebebasan biasanya cenderung tidak sopan, tidak disiplin dan memiliki tanggung jawab yang rendah
3. Orang tua yang overprotektif. Biasanya orang tua melakukan proteksi yang tinggi pada anaknya memiliki tujuan yan baik, tetapi hasilnya mungkin malah hal-hal negatif yang terjadi. Orang tua takut anaknya terjerumus pada pergaulan yang salah atau khawatir spbaknya jadi baphapn bully itu adaplah alasan utama para orang tua, sehingga memberikan banyak batasan bagi si anak dalam berkegiatan dengan teman-temannya. Anak uang aktif cenderung memberontak jika di perlakukan demikian, tetapi snalk yang pendiam akan menuruti nyap tanpa membantah. Model orang tua seperti ini tentu malah makin menjerumuskan si anak. Mengapa demikian?
Anak yangl aktiv tidak akan menghentikan kegiatan bersama teman-temamnya karena ada pembatasan orang tua, mereka merasa masa remajanya tidak seru jika mengikuti perintah orang tua nya, hasilnya adalah anak akan memberontak dan terjadi pertengkaran, atau anak akan menghindari pertengkaran dengan cara berbohong ketika akan berkegiatan dengan teman-temannya.
Untuk anak yang pendiam mereka akan pasrah saja dpengan pembatasan pergaulan yang di lakukan oleh orang tua nya, bergaul dengan teman yang lain sudah dianggap suatu kebutuhan. Hasilnya adalah anak menjadi kuper, tidak memiliki dunia luar dan minim pengalaman. Anak yang seperti ini biasanya introvert yang lebih parahnya mereka jadi anti sosial. Jika itu terjadi akan membahayakan orang-orang disekitarnya.
Parents Vs Child
Untuk menghindari ketidakharmonisan hubungan antara orang tua dan anak perlu ada solusi yang bisa diterima oleh kedua belah pihak
Parents+Child= Harmony
Keharmonisan keluarga tidak ditentukan oleh seberapa highclass keluarga tersebut. Keharmonisan keluarga ditentukan oleh seberapa hangat hubungan antara orang tua dan anak-anak nya.
Sangat jarang sekali ada kasus penyimpangan sosial yang dilakukan oleh remaja yang berlatar belakang keluarga yang harmonis. Setiap kasus pelanggaran yang dilakukan oleh remaja kebanyakan dari anak yang memiliki hubungan yang tidak bagus dengan keluarganya, anak yang kurang mendapatkan perhatian dari kasih sayang dari keluarga nya. Sehingga untuk pelariannya adalah mengikuti suatu pergaulan yang dianggap bisa menerima keberadaannya. Usia remaja adalah usia dimana anak dalam pencarian jati diri. Ketika anak memiliki pergaulan yang baik meski berlatar belakang keluarga yang tidak harmonis biasanya masih terkontrol prilakunya karena teman pergaulannya secara tidak langsung ikut membatasi pola perilaku anak tersebut.
Bagaimana menjaga hubungan Anak dan orang tua tetap terjaga?
Orang tua dalam keluarga memang menjadi sosok utama yang menjadi sumber pembelajaran bagi anak. Ketika masih kanak-kanak semua hal yang diajarkan anak akan lebih mudah diterima tanpa banyak penolakan. Tetapi ketika anak sudah beranjak menjadi remaja pengaruh pergaulan juga mempengaruhi jalan berpikir anak. Supaya orang tua tidak terlalu khawatir Dengan pergaulan anak maka orang tua harusnya terlibat dalam pergaulan anaknya yang menginjak remaja, tentu saja tidak harus mengikuti kemanapun anak pergi. Tetapi paling tidak yang mudah dilakukan orang tua adalah mengenal teman-teman anaknya. Sesekali mengundang teman-teman anaknya supaya orang tua tahu pergaulan seperti apa yang sedang diikuti anak nya. Selain harus mengenal pergaulan anak orang tua juga harus berperan menjadi sahabat dan teman baik bagi anaknya sehingga anak bisa dengan leluasa bercerita tentang hidup nya tanpa harus canggung. Orang tua juga harus memahami kebutuhan rohani anak untuk dimengerti. Meski demikian penanaman nilai kedisiplinan dan jiwa tanggung jawab juga sangat penting. Nilai- nilai baik yang lainpun juga harus ditanamkan dengan cara yang benar, bukan cara yang otoriter. Otoritas orang tua juga harus di jalankan secara konsisten. Orang tua yang konsisten pasti akan disegani oleh anaknya. Dengan demikian anak akan segan jika akan melakukan hal-hal buruk yang melanggar nilai-nilai yang sudah diajarkan orang tua nya dari rumah.
Senang sekali baca artikel ini.
ReplyDeleteThank you Sist. Bekal menjadi ortu
DeleteDi saat anak menginjak usia remaja, kita sbg ortu hrs ganti peran, kita hrs bisa mjd partner bagi anak, jd teman, jd sahabat, bahkan kita hrs bisa jd tempat curhat anak, hrs diupayakan anak selalu & bisa open semua masalahnya pd kita ortunya, krn usia di remaja, anak ini hanya besar fisik nya aja, secara experience + knowledge ini msh hrs banyak diperlihatkan dunia luar yg sesungguhnya, dmn dunia luar itu msh berupa hutan belantara bagi di, kita sbg ortu hrs bisa mengajak pelan" memasuki hutan itu Dan belajar memberikan options" solusi klo ada masalah yg terjadi di dlm hutan itu, baik menyelesaikan nya secara nalar/logika maupun secara Norma agama.
ReplyDeleteWow...keren Bu Ika melengkapi materi. Thank you
ReplyDeleteOrtu jaman skrng hrs mengikuti jaman. Tdk bisa mendidik anak dgn cara kaku atau otoriter. Hrs bnyk pendekatan dan jg perlu belajar utk bisa mendidik anak dgn baik. Smg anak" kita bisa menjadi generasi yg berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
ReplyDeleteIya benar sekali. Disiplin bukan harus dengan otoriter
DeleteBermanfaat sekali buat para ortu...👍
ReplyDeleteterimakasih semoga kita BISA menjadi ortu yg LBH baik buat anak-anak
DeleteMantabz materinya
ReplyDeleteYukks blog walking, alhmdullh sy selesai satu artikel jg ttg BK paud
Okay Bu...sy meluncur ke blog ibu...sukakkk bacanya
DeleteMantabz materinya
ReplyDeleteYukks blog walking, alhmdullh sy selesai satu artikel jg ttg BK paud
Ashiappp...
Deleteyep...maksh.materinya bisa utk diterapkan
ReplyDeleteIya ibu Ivo, berbagi kebaikan untuk sesama
Delete