PELATIHAN MENULIS Bagian 15 LMS (Learning Manajemen System)


PELATIHAN MENULIS   Bagian 15    LMS (Learning Manajemen System)

Rabu 1 April 2020
Pukul 19.00 WIB
Narasumber : Indra Charismiadji
o   Direktur Eksekutif Center for Education Regulations and  Development Analysis (CERDAS)
o   Direktur Bidang Pendidikan VOX Populi Institute Indonesia
o   Ketua Dewan Pembina Asosiasi Guru TIK /KKPI Indonesia (AGTIFINDO)
o   Dewan Pembina Ikatan Guru TIK PGRI
Oleh : Endah W



Bapak Indra adalah  seorang praktisi dan pemerhati pendidikan indonesia. Saat ini beliau aktif sebagai narasumber motivator yang bergerak dalam pembelajaran abad 21.

Pelatihan dimulai dengan sharing tetntang pengalaman mengajar secara online.  Terpaksa atau tidak, kondisi dan situasi negara yang sedang dalam kondisi darurat karena adanya COVID-19 mengharuskan seluruh peserta didik dari jenjang yang paling bawah sampai jenjang yang paling atas untuk belajar dari rumah.  Karena peserta didik belajar dirumah bukan berarti pembelajaran di sekolah jadi terhenti.  Semua guru diharapkan tetap membuat pembelajaran.  Tentu saja pembelajaran jarak jauh  harus menggunakan Moda Daring (dalam jaringan).
Dengan model belajar jarak tentu saja banyak sekali kendala yang ditemui di lapangan.  Kebanyakan peserta pelatihan mengemukakan bahwa keterbatasan akses dan perangkat. 


Menurut Narasumber ada 4 pilar pendidikan menurut UNESCO yang harus dipahami oleh semua pendidik.
4 Pilar Pendidikan tersebut adalah :
1.      Learning to know ( belajar untuk tahu),
2.      learning to do (belajar untuk melakukan ),
3.      learning to be( belakar untuk menjadi),
4.      learning to live together( belajar untuk hidup bersama).

Keempat pilar pendidikan ini merupakan  pegangan kita sebagai praktisi pendidikan.

Pendidikan bukan tentang apa yang dipelajari.
Narasumber  memberikan contoh tentang  perkembangan zaman dari nokia,blacberry hingga sekarang berbasis android. Hal ini merupakan perumpamaan bahwa jika kita berpatokan pada materi, maka materi itu akan usang pada masanya. Apalagi dimasa sekarang revolusi industi 4.0 semakin banyak pekerjaan yang akan tergantikan oleh teknologi terkini.

Menurut Narasumber  pembelajaran jarak jauh yang efektif adalah menggunakan LMS (Learning Manajemen System)
Standart pembelajaran menggunakan Whatsapp (WA) tidak cocok untuk daring. Begitupun dengan ceramah melalui vidio Online. Selain membutuhkan bandwith yang besar peserta didik juga terkesan sekedar menerima informasi (diberitahu), padahal tuntutannya adalah bagaimana mereka bisa membuat karya dan bukan sekedar tahu.

Narasumber juga  menekankan bahwa konten/materi pelajaran saat ini sudah ada di google sangat mudah di cari . Sehingga peran guru sebagai pemberi materi bisa tergantikan. Maka peran guru seharusnya adalah mendorong peserta didik untuk mencari tahu sendiri tetang suatu teori. Guru bisa menggunakan  berbagai misalnya metode Problem based learning atau Project based learning (membuat karya) berdasarkan teori/materi yang diharapkan dipahami peserta didik. Pada proses peserta didik membuat karya  peserta didik secara langsung bisa mempelajari dan memahami sendiri suatu materi  dan Peserta didik pun akan merasakan manfaat pengetahuan yang dipelajarinya karena pengetahuan tersebut mendukung dalam menghasilkan pemecahan masalah maupun penciptaan karya. Oleh karena itu narasumber  mengingatkan agar guru kembali melihat 14 poin standar proses pendidikan.



STANDAR PROSES PENDIDIKAN
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar;
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban
yang kebenarannya multi dimensi;
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan
mental (softskills);
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Pada abad 21 ini tugas guru adalah sebagai leader, fasilitator, sekaligus motivator bagi peserta didik. Guru seharusnya memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik untuk menemukan sendiri solusi masalahnya.

3I Framework yang merupakan 3 kunci penting  infrastruktur, Infostruktur dan infokulture
ketiga hal ini merupakan hal yang harus diperhatikan, jika tidak maka pembelajaran tidak akan maksimal, seperti penyediaan sarana dan prasarana, web hosting serta kultur pembelajaran yang sesuai dengan zamannya.

Penilaian  diberikan oleh guru, namun fokuslah pada portofolio peserta didik, dengan cara mendorong mereka  membuat blog sehingga mereka bisa menulis dan menghasilkan karya , membuat games aplikasi atau apa saja yang membuat mereka aktif dan kreatif sesuai masanya



Penting untuk diingat oleh semua pendidik:

“Tugas guru adalah sebagai leader, fasilitator, sekaligus motivator bagi peserta didik.”

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ada apa dengan Batik?

PENGEMBANGAN KURIKULUM MERDEKA MENGGUNAKAN UNDERSTANDING BY DESIGN

ANTRE = REFRESHING