PELATIHAN MENULIS Seri Pembelajaran ideal


PELATIHAN MENULIS   Seri Pembelajaran ideal

Narasumber  : Wijaya Kusumah, M.Pd
                          Founder WA Group Belajar Menulis PGRI
                           Guru TIK di SMP Labschool Jakarta.
Selasa  April 21, 2020,

Oleh: Endah winarsih, S.Pd

Pembelajaran Daring melalui Media Blog

Pelatihan kali ini berbeda dengan waktu- waktu yan sebelumnya, yaitu melalui   kuliah daring.  Dan yang menjadi spesial pelatihan kali ini dipandu sendiri oleh sang Founder      Founder WA Group Belajar Menulis PGRI    Bapak Wijaya Kusuma, yang akrab kami panggil dengan sebutan Om Jay.  Seperti biasanya beliau menyapa para peserta dengan hangat.

Setiap ada kesempatan beliau selalu mengingatkan kami para peserta untuk benar-benar belajar menulis dengan baik, tidak hanya karena sertifikatnya tetapi tujuan menulis buku bisa tercapai.

Yang benar-benar membuat saya selalu bersemangat untuk menulis adalah kata-kata beliau yang selalu mengatakan   “menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi”
Mulailah menulis dari hal-hal yang kecil dan kemudian sering-seringlah berbagi ilmu atau jalan-jalan mengunjungi setiap blog sahabat guru menulis di gelombang 4. Berlatihlah menuliskan komentar yang baik setelah membaca blog orang lain.


Memang saat ini penulis berusaha membuat buku meski belum selesai, tapi disamping itu mulai rajin menulis di blog.  Tanpa di duga tulisan di blog ternyata mengispirasi banyak orang.  Tidak hanya itu saja ketika sharing tulisan tentang pembelajaran dan seri konseling banyak sekali yang tertarik dengan tulisan saya yang sangat sederhana itu.  Banyak yang mengucapkan terimakasih karena setelah membaca tulisan saya bisa menemukan materi yang dibutuhkan.  Belum lagi beberapa oang guru yang setelah membaca tulisan saya di blog akhirnya memutuskan untuk kontak saya dan berkenalan dengan tujuan supaya bisa saling sharing.  Dengan kegiatan menulis banyak sekali yang terjadi dan itu hal yang baik.

Ketika disampaikan kalau materi yang akan di bahas tentang pembelajaran ideal , tentu saja menarik perhatian semua peserta karena hampir seluruh peserta adalah guru. Hal ini dikarenakan judul kuliah online kami pada pelatihan kali ini  adalah Pembelajaran Ideal yang akan dipandu langsung oleh bapak Wijaya Kusumah, MPd. Beliau merupakan sekretaris jenderal  Ikatan Guru TIK PGRI.

Pada pelatihan kali  ini kami langsung praktek pembelajaran daring bersama OmJay.   Melalui aplikasi zoom, omj Jay mengajak kami semua langsung berdiskusi di meeting zoom.

Nara Sumber  menyampaikan slide presentasinya yang dibagikan di WA Group belajar menulis. Ternyata tidak semua peserta di pelatihan gelombang 4 ikut dalam meeting kali ini.  Tetapi peserta dari gelombang lain juga ada.  Kalu dilihat sungguh luar biasa karena kita bisa bertemu para peserta pelatihan menulis dari berbagai daerah.  Bisa bertatap muka meski hanya melalui media aplikasi zoom.

Melakukan pelatihan dalam bentuk daring memang memiliki banyak manfaat, artinya kendala jarak peserta yang dari sabang sampai merauke pun bisa teratasi.  Bisa berinteraksi langsung.  Manfaat yang lainnya adalah kita bisa lakukan dimana saja kita sedang berada.  Yang menjadi kendala mungkin hanya pada jaringan internet.  Batasan kuota yang kita miliki tentu saja mempengaruhi lancar atau tidaknya interaksi dengan cara aring ini.  Untuk yang berada dikota besar dengan fasilitasyang lebih memadai tentusaja kendala internet mungkin tidak terlalu menjadi masalah.
Sangat berbeda sekali suasananya ketika berinteraksi melalui aplikasi zoom jika dibandingkan melalui WA group.  Meskipun masing-masing aplikasi memiliki kelebihan dan kekurangannya.

Pengalaman Penulis dalam Pembelajaran dengan menggunakan Daring
Latar Belakang
Meluasnya dampak pandemik COVID-19  yang terjadi di Indonesia menimbulkan banyak dampak.  Di dunia pendidikan  dampak yang dirasakan sangat banyak sekali.  Pendidikan kita di paksa untuk berakselerasi denan adanya situasi saat ini.  Siswa tidak diijinkan datang kesekolah. Mereka harus tinggal di rumah untuk menghindari banyaknya korban dari wabah COVID -19 saat ini.  Sekolah harus memikirkan bagaimana melakukan pembelajaran melalui moda daring (dalam jaringan).  Yang semula sekolah harus dilakukan tatap muka dengan minim tehnologi di paksa untuk menggunakan tehnologi tinggi.  Sekolah yang memiliki fasilitas  sederhana  juga harus melakukan sistem pembelajaran dengan moda daring.   Gadget yang sebelumya dibatasi dalam penggunaannya menjadi sarana wajib.  Dunia Pendidikan Indonesia harus menggunakan tehnologi untuk mensiasati kebutuhan siswa dalam belajar.
Teknologi informasi dan komunikasi sudah berkembang sangat pesat sehingga mempengaruhi banyak aspek kehidupan masyarakat.   Pengaruh perkembangan ini tentu saja menimbulkan banyak dampak.   Dampak yang paling terlihat dalah dampak pada bidang sosial dan budaya.   Cara hidup masyarakat berubah mengikuti perkembangan teknologi tersebut.  Banyak pekerjaan jadi lebih mudah ketika menggunakan teknologi, khususnya dalam bidang pendidikan.  Pada saat teknologi sudah maju penggunaan buku paket sebagai pusat informasi sudah mulai  bergeser.  Fungsi buku paket bukan lagi satu-satunya media belajar bagi siswa.  Siswa selain mendapatkan informasi dan materi pelajaran dari keterangan guru dan buku paket, kini sudah bisa mencari informasi sendiri melalui dunia internet.   Kemudahan pencarian data dan informasi melalui internet membuat siswa memilih untuk menggunakan internet. 
Yang menjadi masalah adalah ketika  siswa menggunakan internet melalui gadget, yang mereka cari tidak hanya data atau informasi melainkan untuk bermain game atau sekedar bersosialisasi melalui media sosial.  Media sosial dengan berbagai macam bentuknya  lebih menarik untuk dibuka dibandingkan mencari data untuk pembelajaran.  Akibatnya banyak siswa sudah mulai mengabaikan buku paketnya dan keinginan belajar menjadi rendah. 
Peserta didik  saat ini juga dipaksa untuk menguasai gadget bukan hanya untuk bermain tetapi untuk belajar.  Karena semua pembelajaran yang dijalankan oleh sekolah dalam bentuk daring, Suka atau tidak suka peserta didik  sudah harus mulai berpikir bagaimana menggunakan banyak aplikasi untuk mengumpulkan tgas dari guru dan sekolahnya
Ide
Ketika sekolah terpaksa atau tidak hwajib menggunakan pembelajaran dalam bentuk daring otomatis semua guru harus dibekali dengan pengetahuan akan tehnologi yang berhubungan dengan pembelajatran.  Hal ini dilakukan untuk memudahkan guru sharing ilmu dan pembelajarannya meski tidak melakukan tatap muka dengan peserta didik.  Semua guru di beri pilihan bagaimana menggunakan banyak aplikasi demi kelancaran pembelajaran.  Dari Dinas pendidikan kota menyarankan menggunakan Microsoft 365.  Dari pihak sekolah guru diberi kebebasan dalam mengajar.  Karena seperti yang kita tahu sat ini pemerintah mendukung kemerdekaan mengajar.
Penulis sendiri mencoba menggunakan berbagai aplikasi untuk mentransfer ilmu pada peserta didik.  Yang paling mudah di akses siswa adalah media sosial WA, karena aplikasi ini sangat mudah digunakan dan hampir semua tipe smartphone bisa compatible.
Selain menggunakan WA, penulis juhga menggunakan aplikasi yang lain yang mulai ditawarkan oleh internet. 
Tantangan
Ternyata tidak semua peserta didik memiliki fasilitas gadget yang memadai.  Banyak aplikasi yang tidak bisa digunakan untuk share ilmu.  Tidak semua siswa memiliki kuota untuk akses internet yang butuh kekuatan kuota yang sangat tinggi.  Selain itu tidak semua peserta memiliki laptop atau smartphone yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan.  Alasan ekonomi yang menyebabkan penyedian fasilitas yang tidak memadai.  Banyak Orang tua mengeluhkan kebutuhan pendidikan jadi semakin tinggi dengan kebutuhan kuota yang harus dpenuhi.
Solusi
Untuk  memenuhi kebutuhan belajar tentu saja pihak sekolah dan guru tidak memaksakan penggunaan aplikasi yang sangat sulit digunakan siswa.  Dengan kondisi peserta didik yang memiliki fasilitas sedang ke bawah trntu saja piihak sekolah harus bisa mengerti kondisi tersebut.  Tetapi pembelajaran harus tetap berjalan.  Aplikasi yang digunakan disessuaikan kemampuan fasilitas tehnologi yang dimiliki peserta didik.  Fasilitas Zoom meeting, web ex dan skype sangat susah untuk digunakan.  Tetapi fasilitas yang dimiliki google seperti google classroom , spred sheet,  google form dan lainnya masih bisa digunakan oleh peserta didik.  Untuk pemberian materi pembelajaran  penulis sering menggunakan ppt yang di share melalui WAG (whatsaap Group) dan untuk memperjelas isi materi penulis yang lagi senang menulis di blog tentu saja memilih menggunakan blog sebagai sarana membagi materi.  Dan ternyata dengan materi yang di share penulis melalui blog sangat mudah di akses oleh siswa.  Pembelajaran bisa dilakukan lewat media blog.  Penulis yang awalnya terkadang melewati masa writer’s block ahirnya memilih menulis materi di blpg pribadi yang digunakan untuk mengikuti pelatihan menulis bersama Bapak Wijatya Kusuma sebagai founder pelatihan menulis PGRI.
Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.  Membuat satu blog bisa bermanfaat untuk melakukan kegiatan menulis sekaligus proses belajar mengajar.
“Menulislah dan mujizat akan terjadi”






Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ada apa dengan Batik?

PENGEMBANGAN KURIKULUM MERDEKA MENGGUNAKAN UNDERSTANDING BY DESIGN

ANTRE = REFRESHING